Anak Sulung Ayah Yang Jelek

                 

Malam ini aku melihat pantulan wajahku di cermin sambil mengucurkan banyak air mata; Cute but pathetic. Wajah yang tidak pernah sekalipun dipuji cantik oleh siapapun bahkan kedua orang tuaku sendiri. And that’s okay.

Sore tadi, adikku pulang dari pondok. Lama kita berbincang dengan saudara-saudara yang berdatangan. Aku seketika ingin menangis saat visualku mulai dibandingkan dengan adikku. I know that I am not beautiful enough. But please, don’t compare me to others. Kemudian aku yang sudah mulai berapi-api tak sengaja menyatakan, “Otaknya Pintar aku.” Because in a fact, my sister not smart enough than me.

Hanya otak yang bisa aku pamerkan selama ini memang, karena aku tidak punya apa-apa lagi untuk dibanggakan. Apalagi saat ayah mulai membela omongan saudaraku dengan berkata, “Wong Pinter Kalah Karo Wong Bejo.” Dan mereka mulai tertawa bersama. That’s mean I am not lucky dad.

Dan jika dipikir kembali ku putar waktu, ‘aku memang tidak seberuntung itu.’ Di dunia ini tidak ada yang berjalan sesuai keinginanku lebih dari apapun. Aku selalu berusaha mati-matian untuk mendapatkannya, dan pada hasilnya aku bahkan tidak menyentuh hasil baiknya.

Setelah membaca novel semua ikan di langit. Aku ingin meminta satu hal kepada Beliau, ‘Tuhan tolong ubah segala nasib burukku menjadi seribu ikan julung-julung yang bercahaya disetiap jalan yang ku tempuh, sehingga aku bisa melewatinya dengan tanpa khawatir dan terus memuji-Mu.’

Komentar

Postingan Populer