Aku Memang Manusia Biasa
Ini ceritaku dengan seseorang yang baru aku temui pertama kali. Aneh ya? Sekali ketemu udah ada cerita. Ceritanya patah hati lagi, aigoo. Di dunia ini ternyata banyak sekali ya golongan manusia, ada manusia biasa, manusia popular, manusia pintar, dan manusia cakep. Setelah bertemu dengannya ternyata aku ini masuk golongan manusia biasa. Jadi keinget lagunya mas Yovie Nuno “aku memang manusia biasa, yang tak sempurna”.
Permulaan cerita, aku pergi nonton salah satu konser band yang cukup terkenal di Indonesia yang diadakan oleh kampusku perihal memperingati dies natalis. Sejujurnya aku datang ke konser tersebut hanya untuk membuat sebuah kenangan baru bersama teman, hhhh capek skripsian. Aku bukan penggemar dan bahkan tidak terlalu hafal lagu-lagunya tapi enjoy karena se-menyenangkan itu konsernya.
Tiba di venue, mataku langsung tertuju dengan dia seorang pianis kecil tapi swag. Sebut saja ia pianos. Kali pertama melihatnya, kupu – kupu yang ada diperutku seolah hidup kembali setelah sekian lama vacum of power. Aku merasa, mungkin aku jatuh cinta lagi. Selepas konser , aku iseng direct message instagramnya after stalk. Pesan yang ku kirim alay banget seperti ketika DM K-pop artist yang ga pernah dibalas. “I meet you for the first time and I fall for you”, ya itu pesanku.
Rasanya aku ingin menghilang dari dunia ketika melihat dua notif darinya, pesanku dibalas arghhhh Allah Allah. “seneng nggak kemaren?, “Semoga bisa ketemu lagi ya?”. Sejak saat itu aku tidak pernah berhenti tersenyum. Terlihat aneh dan klise mungkin, tapi cinta pada pandangan pertama emang real. Semakin aku memikirkannya, aku semakin ingin memilikinya.
Suatu hari aku ceritakan kisahku itu kepada ibuku, bahwa anaknya jatuh cinta dengan seorang yang popular. Ibukku terlihat tidak senang dan berkata, “Mbokyo ngeti sek kue sopo nduk, kok ndadak seneng wong terkenal, dadi PNS sek, S2, S3 lagi seneng wong seng mok karepke.” -- "lihat dulu siapa dirimu, kok cinta sama orang yang popular, jadilah pegawai, S2, S3 baru mencintai orang yang kamu harapkan." Ibuku berkata demikian , senyumku memudar dan aku tersadar bahwa aku memang manusia biasa.
Suka sama orang memang harus cantik atau kaya dulu ya ? Atau harus popular dan pintar juga? Aku bahkan tidak ada dalam kriteria tersebut.
Komentar
Posting Komentar