Teka - Teki Awal Mei

 

Mei. 2023

Picture. Author n Her Friend

Lembar pertama di bulan mei, 2023. Sore ini hujan deras. Seperti biasa, angin lebat menggeser sedikit genteng rumah ku hingga menyebabkan kebocoran di dalam surga kecilku, my room. Beberapa menit lalu, aku membaca buku yang berjudul entrok karya Okky Madasari. Buku yang menceritakan dua perempuan; ibu dan anak yang menjadi asing satu sama lain selama bertahun-tahun karena sebuah perbedaan kepercayaan. Buku itu sudah terbaring lama dan menjamur di atas meja belajarku. Awalnya aku tidak tertarik dengan kesan pertama isinya, dalam buku itu membahas perjuangan membeli BH. Kesan yang sangat liar untuk isi buku yang memang liar. Di dalam bukunya terdapat kapitalisme, agama dan bentuk perlawanan sehingga buku ini asik dibaca dalam sekali duduk.

Di halaman buku yang menuju akhir cerita aku menemukan kata Mutiara, “Orang hidup hanya butuh punya harapan. Lalu dia akan merasa punya jiwa dan semangat.” Aku mulai berpikir tentang harapan awalku untuk bisa bekerja di luar negeri dengan imbalan gaji tinggi. Aku akan bekerja keras di luar negeri dan menikmatinya di Indonesia nanti. Harapan itu cukup mustahil untuk diadakan saat ini. Perihal bapakku yang tidak menyetujuinya membuat aku linglung, mau dibawa kemana tujuan hidupku ini?

Aku mempunyai teman dari SMA bernama Ines, dulu kita satu bangku dan sering tidak akur karena masalah kekanak-kanakan. Di umur yang sama tentunya kita pasti punya masalah yang sama yaitu tentang mimpi dan harapan. Lewat chatting, aku menanyakannya satu hal. “Kamu pernah mikir nggak nes, lima tahun kedepan kita bakal jadi apa,?”

Ines menjawab, “pernahlah, menikah tidak masuk rencana lima tahun ke depan.”

“lah kamu pernah?”

“Setiap hari aku memikirkannya, sampai aku takut. Takut nggak bisa seperti apa yang aku harapkan. Untuk masalah menikah aku ingin menikah di umur 27-28 tahun aja, nggak usah kesusu.” Aku juga bercerita tentang keinginan ku bekerja di luar negeri dan persoalan bapak yang tidak memberi izin.

“5 tahun yang sudah aku rencanakan dari 2 tahun yang lalu sudah menjadi angan setelah bapakku meninggal dan sekarang aku nggak punya tujuan hidup lagi” Ines sekarang sudah lebih menjadi orang yang dewasa, pantas dengan umur 21 tahunnya. Kini kita sudah bisa bertukar cerita dan pendapat. Ia berkata ini adalah part yang berat karena tidak memiliki tujuan hidup. Dia bercerita, bapaknya dulu selalu menentang keinginanya. Dan pada akhirnya ia mengikuti alur karena ia tak pandai berargumen. Ines salah satu perempuan yang mempunyai visi kental untuk dirinya sendiri. Ia akan menggapai cita-citanya sendiri setelah rencana dari bapaknya tergapai. Dan ia juga berpesan kepadaku, “ikuti alur, jangan melawannya. Ikuti dan geser sedikit-sedikit.”

Semesta selalu memberikan teka-teki beserta jawabanya. Kini aku sudah memiliki jawabannya entah itu salah atau benar, aku akan mencobanya. Menyusun rencana perlawanan.

Bagaimana teka-teki dalam hidupmu? Kita harus mencoba memecahkannya.

Komentar

Postingan Populer