Speedboat, mencoba lebih berani.

 




Pagi menuju siang yang terik. Di teras rumah ditemani sajian buah naga dan apel yang sedikit kecut tapi masih ada manis-manisnya seperti perjalanan kehidupan ini. Melihat indahnhya pohon belimbing yang tumbuh di depan rumahku, berbuah banyak sampai ada yang jatuh membusuk. Mengingat hari – hari kemarin saat aku bertemu dengan teman-teman semasa SMA ku. Kami hendak mengobati sakit yang tak terlihat entah itu penyakit hati maupun stress yang tak terbendung sebab kehidupan beranjak dewasa sungguh melelahkan dan menimbulkan penyakit jiwa.

Kami sepakat pergi ke sebuah bendungan baru yang berada di samping Bukit Pati Ayam Kudus Jawa Tengah. Namanya Waduk Logung. Kabarnya, waduk ini berfungsi untuk mengurangi debit air Sungai Logung yang bermuara di sungai juana sehingga air banjir dapat berkurang. Ramai pengunjung karena waduk logung di bending diantara bukit-bukit membuat suasana dikelilingnya indah. Di sempurnakan dengan Langit biru yang cerah membuatnya semakin menawan. Kita juga bisa menyewa speedboat bahkan perahu dengan harga terjangkau untuk mengelilingi waduk logung seperti Bedugul di Bali.

Teman-temanku mengajak ku berkeliling waduk logung dengan speedboat. Aku takut. Banyak mitos mengatakan bahwa waduk logung bisa menelan korban. Entah itu mitos ataupun tidak aku tetap takut berhubungan dengan air. Air adalah hal yang paling menakutkan setelah revision skripsi. Konon katanya, air yang tenang menghanyutkan. Kita gapernah tahu bahaya apa yang akan kita salami selama kita berhubungan dengan air. Entah itu hewan buas, siluman bahkan kecemasan kita sendiri.

“ehei, aku gamau naik ah aku takut.” Ucapku.

“Sudah jauh-jauh kesini, ayolah naik. gapapa” Jawab salah satu temanku yang kebetulan penduduk asli desa tersebut. Setelah aku pikir-pikir kapan lagi aku bisa mencoba hal baru yang belum tentu bisa aku dapatkan dikemudian hari. Ku beranikan diri berkata ‘yaudah aku ikut naik’, Kaki kananku mulai menginjak speedboat, seluruh badanku gemetar, saat aku duduk di bagian belakang rasanya bokongku seperti mengambang diatas air. Putaran pertama masih takut, putaran kedua semakin menakutkan, dan putaran ketiga adalah puncaknya ketakukan karena sopir speedboatnya memamerkan keahliannya. Saat belok begitu miring sampai mau kena air. Dengan kecepatan penuh, pak sopir mengendarai dengan bergelombang. Rasanya jantungku mau copot, tapi kenapa rasanya takut-takut seru.

Aku jadi berpikir, bahwa untuk berusaha terlihat beranipun ada tekniknya. Tetap sumringah walau jantung rasanya mau copot. Naik speedboat seperti berjalan diatas gunung dengan medan setapak. Menegangkan tapi membuat kita berani menatap masa depan, yaitu puncak keberanian. Untuk melawan rasa takut juga butuh kemauan. Mau untuk mencoba lebih berani.

Terus takut membuatmu kehilangan pengalaman yang mungkin akan menjadi pengalaman paling berharga, apply kesempatan kemudian berbahagialah.

Panjang umur hal-hal baik.

Komentar

Postingan Populer